Big Data
Definisi Big Data
Big data adalah istilah yang menggambarkan volume besar data
- baik terstruktur maupun tidak terstruktur - yang menggenangi bisnis setiap
hari. Tetapi bukan jumlah data yang penting. Melainkan yang organisasi lakukan
dengan data yang penting. Data besar dapat dianalisis untuk wawasan yang
mengarah pada keputusan yang lebih baik dan langkah bisnis strategis.
Jenis Teknologi Big Data : Big Data Operasional dan Big Data
Analitis
Dalam hal Teknologi, bentangan Big Data didominasi oleh dua
jenis teknologi Big Data yaitu: (1) Big Data operasional: sistem yang memiliki
kapabilitas operasional untuk pekerjaan-pekerjaan bersifat interaktif dan real
time dimana data pada umumnya diserap dan disimpan; (2) Big Data analitis:
sistem yang menyediakan kapabilitas analitis untuk mengerjakan analisis yang
kompleks dan retrospektif yang dapat melibatkan sebagian besar atau bahkan
keseluruhan data. Dalam keberadaannya, kedua jenis teknologi Big Data ini
bersifat saling melengkapi dan sering digunakan secara bersamaan.
Beban kerja operasional dan analitis terhadap Big Data telah
menyebabkan kebutuhan sistem yang berlawanan satu sama lain, dan sistem Big
Data saat ini telah berevolusi untuk menangani kedua jenis kerja tersebut
secara khusus, terpisah, dan dengan cara yang sangat berbeda. Baik kebutuhan
kerja operasional maupun analitis untuk Big Data, masing-masing telah mendorong
penciptaan arsitektur-arsitektur teknologi baru. Sistem operasional, seperti
halnya NoSQL database, berfokus pada pelayanan terhadap permintaan akses yang
tinggi yang terjadi dalam waktu bersamaan, dengan tetap memberikan respon yang
seketika (low latency) terhadap permintaan akses tersebut. Akses data terhadap
sistem operasional ini dapat dilakukan dengan berbagai pilihan kriteria. Dilain
pihak, sistem analitis cenderung berfokus pada penanganan arus data yang lebih
besar, query-query yang ditujukan pada data tersebut bisa sangat kompleks, dan
setiap kali dieksekusi dapat melibatkan sebagian besar atau keseluruhan data yang
ada dalam sistem. Baik sistem Big Data operasional maupun sistem Big Data
analitis, kedua-duanya dioperasikan dengan melibatkan sejumlah servers yang
tergabung dalam suatu cluster komputer, dan digunakan untuk mengelola puluhan
atau ratusan terabytes data yang memuat miliaran record.
Teknologi Big Data Operasional
Untuk menangani pekerjaan-pekerjaan Big Data Operasional,
telah dibangun sistem Big Data dengan database NoSQL seperti halnya database
berbasis dokumen (document based database) yang dapat ditujukan untuk berbagai
tipe aplikasi, database key-value stores, column family stores, dan database
graph yang dioptimalkan untuk aplikasi yang lebih spesifik. Teknologi NoSQL,
yang telah dikembangkan untuk mengatasi kekurangan dari database relasional (relational
database) pada lingkungan komputasi modern, dikenal lebih cepat serta lebih
mudah dan murah dalam hal peningkatan skala (more scalable) dibanding
relational databases.
Terlebih lagi, sistem Big Data dengan database NoSQL telah
didesain untuk memanfaatkan keunggulan dari arsitektur cloud computing
(komputasi awan) yang telah muncul dalam dekade terakhir ini. Hal ini
memungkinkan dijalankannya komputasi berskala besar secara efisien dan dengan
biaya yang relatif lebih murah. Sebagai hasilnya, sistem NoSQL dengan komputasi
awan ini telah menjadikan perangkat kerja Big Data operasional lebih mudah
dikelola, serta dapat diimplementasikan dengan lebih murah dan cepat.
Teknologi Big Data Analitis
Dilain pihak, pekerjaan-pekerjaan Big Data analitis cenderung
diproses dengan mengimplementasikan sistem database MPP dan MapReduce.
Munculnya teknologi ini juga merupakan reaksi terhadap keterbatasan dan
kurangnya kemampuan relational database tradisional untuk mengelola database
dalam skala lebih dari satu server (terdistribusi). Disamping itu, MapReduce
juga menawarkan metode baru dalam menganalisa data yang dapat berfungsi sebagai
pelengkap terhadap kapabilitas SQL.
Dengan semakin populernya penggunaan berbagai jenis aplikasi
dan para penggunanya terus menerus memproduksi data dari pemakaian aplikasi
tersebut, terdapat sejumlah upaya analisa retrospektif yang benar-benar dapat
memberikan nilai berarti terhadap kemajuan bisnis. Ketika upaya-upaya tersebut
mesti melibatkan algoritma yang lebih rumit, MapReduce telah menjadi pilihan
pertama untuk melakukan analisa retrospektif tersebut. Beberapa sistem NoSQL
juga menyediakan fungsi MapReduce bawaan yang memungkinkan proses analisa
diterapkan pada data operasional. Sebagai alternatif lain, data juga dapat
dikopi dari sistem NoSQL ke dalam sistem analitis seperti halnya Hadoop dengan
MapReduce-nya.
Manfaat Pemberdayaan Big Data
Serangkaian teknologi baru yang ditujukan untuk
memberdayakan Big Data telah memungkinkan direalisasikannya suatu nilai dari
Big Data. Sebagai contoh, pebisnis retail online dapat mempelajari perilaku
para pengunjungnya berdasarkan data hasil web click tracking. Dengan mengetahui
perilaku konsumen maupun calon konsumennya, maka dimungkinkan untuk menerapkan
strategi baru guna meningkatkan penjualan, mengatur harga dan stok barang
secara efisien. Institusi pemerintah maupun Google dapat mendeteksi timbulnya
suatu wabah penyakit dengan memanfaatkan informasi yang mengalir di media
sosial. Perusahaan minyak dan gas dapat menggunakan output dari sensor-sensor
pada peralatan pengeboran untuk menemukan teknik pengeboran yang lebih aman dan
efisien.
Jadi, dengan mendayagunakan database Big Data, operasional
perusahaan dapat melakukan penghematan pengeluaran, meningkatkan keuntungan,
dan mencapai sasaran-sasaran bisnis lainnya. Dalam hal ini paling tidak, ada 3
hal yang dapat diraih oleh perusahaan yang menerapkan teknologi Big Data,
yakni:
1. Membuat aplikasi baru. Big Data memungkinkan suatu
perusahaan untuk mengumpulkan data-data real time dari produk-produk yang
mereka pasarkan, dari sumber daya yang digunakan, dan data-data yang berkaitan
dengan pelanggannya. Data-data ini dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
kepuasan pelanggan ataupun untuk efisiensi penggunaan sumber daya. Sebagai
contoh, sebuah kota besar di Amerika Serikat telah menggunakan MongoDB, sebuah
document based NoSQL database, untuk menurunkan angka kejahatan dan
meningkatkan pelayanan umum dengan mengumpulkan dan menganalisa data geospatial
secara real-time dari 30 departemen yang berbeda.
2. Meningkatkan efektifitas dan menurunkan biaya dari
aplikasi yang telah ada. Teknologi Big Data dapat menggantikan sistem
berspesifikasi tinggi yang mahal dengan sistem yang dapat dijalankan dengan
spesifikasi standar. Disamping itu, karena banyak teknologi Big Data yang
sifatnya open source, tentu mereka dapat diimplementasikan dengan biaya yang
lebih murah dibandingkan teknologi yang hanya dimiliki dan dijual oleh suatu
perusahaan.
3. Meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan semakin
banyaknya data yang bisa diakses oleh berbagai bagian dalam suatu organisasi,
juga dengan semakin cepatnya update yang dilakukan pada data-data tersebut,
akan memungkinkan respon yang makin cepat dan akurat pula terhadap berbagai
permintaan pelanggan.
Contoh Studi Kasus Penggunaan Analisis Big Data
Dalam implementasinya, penerapan analisis big data cocok
untuk berbagai bidang bisnis. Berikut ini saya coba listing-kan beberapa contoh
studi kasus penggunaannya :
Lembaga keuangan dapat menggunakan analisis big data agar
cepat mengidentifikasi potensi penipuan sebelum menjadi besar efeknya, sehingga
meminimalkan resiko kerugian secara finansial.
Pemerintahan dapat manfaatkan analisis big data untuk
meningkatkan keamanan negara dengan mampu mendeteksi, mencegah dan melawan
serangan cyber.
Industri kesehatan dapat menggunakan analisis terhadap big
data untuk meningkatkan layanan perawatan pasien dan menemukan cara yang lebih
baik untuk mengelola sumber daya dan personil.
Perusahaan telekomunikasi dapat memanfaatkan analisis big
data untuk mencegah churn pelanggan, dan juga merencanakan cara terbaik untuk
mengoptimalkan jaringan nirkabel baik yang baru maupun yang sudah ada.
Marketing dapat menggunakan big data untuk melakukan
analisis sentimen untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk
dan layanan yang dipasarkan.
Perusahaan asuransi dapat menggunakan analisis big data
untuk mengkategorikan pengajuan asuransi yang dapat segera diproses, dan mana
yang perlu divalidasi dengan dilakukan kunjungan oleh agen asuransi.
Perusahaan ritel dapat menggunakan informasi dari social
media seperti Facebook, Twitter, Google+ yang disimpan dengan teknologi big
data, yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis bagaimana perilaku,
persepsi pelanggan terhadap suatu produk atau brand dari perusahan.
Di atas hanya beberapa contoh penggunaan big data dalam
rangka keperluan analisis.Saya rasa masih banyak contoh lainnya.
Sejalan dengan terus berkembangnya teknologi analisis big
data, dan hampir semua bisnis sudah mulai berfikir bahwa mendapatkan manfaat
dari implementasi analisis big data adalah suatu keharusan untuk menghadapi
perubahan dan persaingan yang semakin pesat dan ketat saat ini.
Karena hal di atas, bisa kita prediksi kedepan penerapan big
data menjadi sesuatu yang umum, sehingga akan semakin banyak lagi contoh studi
kasus pemanfaatan big data selain yang saya sebutkan.
Komentar
Posting Komentar